![]() |
Ilustrasi oleh Tria Putra Kurnia |
Oleh Tria Putra Kurnia
Selamat siang. Sore sebentar lagi tiba. senja masih berupa angan. Bisa saja kelak ia akan disembunyikan mendung. Langit tampak seperti
beberapa hari yang lalu. Berupa gumpalan abu abu. Brisi butiran air
yang kapan saja bisa terlahir. Aku masih nyaman dengan satu gelas kopi
Flores, dan beberapa batang kretek filter yang bisa anda temukan di
warung warung biasa.
Food Fighter. Food dan Fighter. Makanan dan petarung. Apa maksudnya? Nggak ada maksud sih, sebenarnya. Cuma saya ingin bercerita ide dibalik
gambar ilustrasi yang telah saya buat itu. Gambar itu bercerita tentang
seorang petinju, dan di hadapannya ada ayam goreng berbalut tepung yang
digantung. Tidak lebih. Hanya hal-hal tersebut yang tergambar di sana.
Beberapa orang akan berjuang untuk sesuatu yang menurutnya pantas
untuk diperjuangkan. Beberapa akan berjuang untuk kehidupannya, beberapa
lainnya akan berjuang untuk cintanya, dan beberapa lainnya akan
berjuang untuk hal-hal lainnya. Hal yang mereka perjuangkan biasanya
adalah hal yang penting, dan sangat menunjang kehidupan pejuangnya. Biasanya hal-hal yang mereka perjuangkan pada awalnya akan berkaitan
dengan passion atau gairah yang merka punyai. Misalnya seniman akan
memperjuangkan kekaryaannya. Untuk beberapa waktu mereka akan melupakan
hal hal materil, atau yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Karya
mereka akan murni tanpa embel-embel harus terjual, atau tidak. Dalam hal
lain, seorang guru akan berdedikasi untuk mengabdikan ilmu yang
dimilikinya untuk disebarkan. Setidaknya itulah pikiran ideal saya untuk
tugas seorang guru. Hal tersebut bisa saya temukan di pelosok-pelosok
desa, terutama pesantren. Konsep ustadz dalam pengajarannya, sangat
simpel. Mereka tidak menuntut adanya pembayaran atas ilmu yang mereka
berikan. Masing-masing pada dasarnya akan memperjuangkan apa yang mereka
ingin perjuangkan. Kebanyakan dari mereka berjuang atas dasar apa yang
mereka percayai, akan membangun eksistensinya dalam keramaian manusia.
Manusia semakin ramai. Kebutuhan semakin beragam. Hal-hal baru
muncul. Tidak dengan hasrat. Semua masih sama. Hasrat-hasrat yang
dikandung tubuh manusia tetap sama dari jaman dahulu, hingga saat ini. Manusia tidak pernah berubah menjadi mesin atau binatang. Tetapi potensi
untuk hal tersebut tetap ada.
Kebutuhan yang harus dipenuhi akhirnya terbagi menjadi dua,
setidaknya itu menurut saya. Itu berkaitan dengan dimensi kehidupan
manusia. Fisik dan non fisik. Fisik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
hidup. Materi dalam hal sederhananya. Sementara kebutuhan lainnya,
berbicara tentang pemenuhan kebutuhan batin. Kebahagiaan dan kepuasan.
Perjuangan atas dasar gairah dan passion ketika bertabrakan dengan
realitas yang terbatas, akan menjadi apa? Sanggupkah kamu bertahan untuk
tidak makan? Atau setidaknya lapar? Atau menggadaikan passionmu untuk
merasa kenyang dan nyaman?
Selalu akan adalasan bagi setiap tindakan. Baik atau buruk, benar
atau salah, tepat atau tidak, segalanya adalah yang akhirnya bisa kita
kenali. Sementara alasan di baliknya kita tak pernah tahu. Tindakan
mementingkan satu hal dari hal lainnya terkadang agak tidak asyik untuk
kita. Tapi untuk pelakunya, selalu ada hal lain yang menjadi pemicu atau
tolakannya, dan pemicu atau alasan tersebut selalu benar. Karena hal
tersebut berkaitan dengan hal-hal yang mereka hadapi.
Satu gelas kopi masih nyaman bersemayam dalam bejana kaca. Sementara
ia telah kehilangan kehangatannya sejak tadi. Berbatang batang tembakau
kembali datang dalam genggaman seorang teman. Selamat siang. Kamu harus
bahagia. Begitu juga denganku. Salam!
No comments:
Post a Comment