Oleh Tria Putra Kurnia
Angkringan. Satu gelas jahe susu. Beberapa batang rokok.
Tanggal berapapun ini, entahlah. Yang pasti beberapa orang menyebut hari ini sebagai “Mayday” atau hari buruh.
Saya nggak akan bicara tentang buruh di waktu yang santai dan di antara suara-suara kendaraan saat ini. bagaimana kalau saya ajak kamu untuk main ular tangga. Ya. Ular tangga.
Sebuah permainan dengan sepasang dadu biasanya. Beberapa pion atau karakter kita dalam permainan dan satu lembar kertas yang bergambar kotak bernomor yang menjadi lapangan permainannya. Mudah, kan? Pasti kau pernah memainkannya sewaktu kecil dahulu. Kalau kau tak pernah memainkannya, saya ragu kau sempat merasakan masa kecil.
Oke. Kita sepakat, ya? Silakan kau mulai dahulu. Sebelumnya kau harus pilih satu karakter untuk mewakili dirimu dalam permainan ini. silakan kau pilih satu. Oh. Ternyata kau pilih kuda. Apakah kau suka kuda? Atau itu perwujudan jiwamu yang sebenarnya? Entahlah. Tak jadi soal.
Silakan kau kocok dadunya. Hei! Keluar kombinasi angka 6 dan 6. Itu berarti kau bisa melangkahkan karaktermu sejauh 12 langkah. Silakan.
Satu.. dua.. tiga.. duabelas. Ternyata kau berhenti tepat di kotak yang memiliki tangga di dalamnya. Itu berarti kau bisa naik kemanapun tangga itu menuju. Silakan.
Sekarang giliranku. Sekarang kombinasi angka 3 dan 4 yang muncul. Itu berarti aku hanya bisa melangkah sejauh 7 langkah.
Silakan, ini giliranmu lagi.
Wow! Kombinasi 6 dan 6 lagi. Kau hebat! Bahkan langkahmu berakhir di kotak yang berisi tangga di dalamnya lagi. Sungguh jauh aku tertinggal kali ini.
Baiklah. Ini giliranku lagi. Kombinasi sempurna! Sama dengan milikmu tadi. 6 dan 6. Tapi sayang. Ternyata langkahku berakhir di kotak yang berisi ular di dalamnya. Itu berarti aku harus mengikuti tubuh ular itu dan menurun di manapun ekornya berakhir.
Giliranku.. giliranmu.. giliranku.. giliranmu. Dan kau terus beruntung. Tak sekalipun kau harus merasakan jatuh mengikuti rubuh ular. Sementara aku harus berkali-kali menurun dan naik.
Sebentar.. apa rahasiamu sampai beruntung terus begitu? Sementara aku, dengan dadu dan irama kocokan yang sama, harus merasakan jatuh dan naik berkali-kali. Sepertinya ada yang janggal.
Wah. Ini akibat dari keberuntunganmu yang tak bisa kuterima. Akhirnya aku harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi. Seperti; kau curang dalam permainan ini.
Sepasang dadu dalam permainan ini bisa saja kau curangi. Entah bagaimana caranya. Aku tak ingin memikirkannya. Tapi terlanjur aku berpikir bahwa memang ada yang janggal dari permainan ini. walaupun sebenarnya tidak, atau entahlah.
Manusia berprasangka itu lumrah saja bukan. Prasangka-prasangka yang hadir pun bukan begitu saja hadir tanpa mula. Kebanyakan prasangka terbentuk karena pengalaman dan pengamatan terhadap apa yang terjadi di sekitar kehidupannya. Seperti misalnya cuaca sejuk dan matahari yang redup biasanya diakhiri dengan hujan. Dan suatu hari aku ada dalam suasana yang sama. Pastilah prasangka yang hadir awalnya adalah kemungkinan turunnya hujan. Sama saja ketika orang merasa kalah terus menerus, dan merasa kesal, akan timbul prasangka bahwa ia telah dicurangi dalam suatu hal. Dan itu wajar jika ia menyimpan prasangkanya sendiri. Menjadi masalah jika tiba-tiba ia menuduh secara langsung tanpa bukti bahwa lawan mainnya mencuranginya.
Ah. Bisa saja kau curang. Tidak curang pun tak jadi masalah. Toh kita melakukan permainan ini tanpa ada uang di dalamnya. Hanya untuk mengisi kekosongan, bukan?
Jika memang kau mencurangiku dalam permainan ini, tak apalah. Kau bisa mencurangi kocokan sepasang dadu, lalu terus menerus mendapat angka yang kau inginkan. Tapi kau tak pernah bisa mencurangi kocokan dadu kehidupan. Loh, kok tiba-tiba bicara kehidupan? Gak apa-apa, ya.
Iya. Apa bedanya permainan ular tangga ini dengan kehidupan? Misalkan saja begini. Papan permainan kita adalah bumi, kita adalah karakternya, lalu kombinasi angka dadu adalah langkah yang bisa kita buat, yang telah dikocok oleh Tuhan. Langkah demi langkah. Kotak demi kotak. Satu persatu kita jalani. Sampai kita harus menghentikan langkah kita sementara untuk memulai langkah lainnya. Mungkin itulah saat kita menunggu kombinasi angka lainnya yang akan keluar. Begitu kombinasi angka lainnya keluar, kita akan mulai melangkah lagi sesuai dengan kombinasi yang telah keluar, yang kita tak pernah tahu berapa angkanya.
Pasti ada yang protes dengan apa yang ada dalam pikiran saya saat ini. tapi coba pikir lagi. Kehidupan membawa kita ke segala kemungkinan, membawa kita ke dalam situasi yang bahkan kita tak pernah duga sebelumnya. Kehidupan punya rahasianya sendiri. Dan yang tahu rahasia itu adalah Yang Maha Rahasia.
Lalu apa fungsi kita, Jika kita hanya sebagai pion dalam permainan ular tangga? Ingat, dalam sebuah kotak tak mungkin ia benar-benar kosong. Pastilah di sana ada isi yang meskipun kecil tapi tetap ada. Jika kita memang pion dalam kehidupan, pastilah kita pion yang spesial. Karena diberikan berbagai kelebihan dan hak untuk memilih. Dalam sebuah kotak yang kita pijak dalam satu waktu. Kita dituntut untuk menyesuaikan dan bersikap baik agar sang Pemegang Kuasa tetap menjadikan kita pion dalam permainannya. Coba bayangkan jika kita adalan pemainnya, dan pion kita bergerak tak beraturan. Pastilah pion itu akan kita gantikan dengan pion yang lainnya. Padahal kita sudah menyiapkan satu kotak diujung atas sana yang bertuliskan “Finish”. Sebagai pemain tunggal, kita berhak saja menentukan kombinasi angka yang akan keluar. Karena kita adalah pemain tunggal. Toh tak akan ada yang merasa dicurangi. Dan kita adalah pemain yang adil.
Finish! Kau berteriak.
Lamunanku berantakan. Ah, kau sudah selesai saja. Sementara aku berputar di posisi yang sama. Naik dan turun. Coba jika sedari tadi aku fokus pada permainan dan bersikap tenang. Mungkin saja aku lebih dulu sampai dibandingkan kau.
Yasudahlah. Kau menang kali ini. besok kita main lagi. Mengisi waktu saja. Oke?
Tanggal berapapun ini, entahlah. Yang pasti beberapa orang menyebut hari ini sebagai “Mayday” atau hari buruh.
Saya nggak akan bicara tentang buruh di waktu yang santai dan di antara suara-suara kendaraan saat ini. bagaimana kalau saya ajak kamu untuk main ular tangga. Ya. Ular tangga.
Sebuah permainan dengan sepasang dadu biasanya. Beberapa pion atau karakter kita dalam permainan dan satu lembar kertas yang bergambar kotak bernomor yang menjadi lapangan permainannya. Mudah, kan? Pasti kau pernah memainkannya sewaktu kecil dahulu. Kalau kau tak pernah memainkannya, saya ragu kau sempat merasakan masa kecil.
Oke. Kita sepakat, ya? Silakan kau mulai dahulu. Sebelumnya kau harus pilih satu karakter untuk mewakili dirimu dalam permainan ini. silakan kau pilih satu. Oh. Ternyata kau pilih kuda. Apakah kau suka kuda? Atau itu perwujudan jiwamu yang sebenarnya? Entahlah. Tak jadi soal.
Silakan kau kocok dadunya. Hei! Keluar kombinasi angka 6 dan 6. Itu berarti kau bisa melangkahkan karaktermu sejauh 12 langkah. Silakan.
Satu.. dua.. tiga.. duabelas. Ternyata kau berhenti tepat di kotak yang memiliki tangga di dalamnya. Itu berarti kau bisa naik kemanapun tangga itu menuju. Silakan.
Sekarang giliranku. Sekarang kombinasi angka 3 dan 4 yang muncul. Itu berarti aku hanya bisa melangkah sejauh 7 langkah.
Silakan, ini giliranmu lagi.
Wow! Kombinasi 6 dan 6 lagi. Kau hebat! Bahkan langkahmu berakhir di kotak yang berisi tangga di dalamnya lagi. Sungguh jauh aku tertinggal kali ini.
Baiklah. Ini giliranku lagi. Kombinasi sempurna! Sama dengan milikmu tadi. 6 dan 6. Tapi sayang. Ternyata langkahku berakhir di kotak yang berisi ular di dalamnya. Itu berarti aku harus mengikuti tubuh ular itu dan menurun di manapun ekornya berakhir.
Giliranku.. giliranmu.. giliranku.. giliranmu. Dan kau terus beruntung. Tak sekalipun kau harus merasakan jatuh mengikuti rubuh ular. Sementara aku harus berkali-kali menurun dan naik.
Sebentar.. apa rahasiamu sampai beruntung terus begitu? Sementara aku, dengan dadu dan irama kocokan yang sama, harus merasakan jatuh dan naik berkali-kali. Sepertinya ada yang janggal.
Wah. Ini akibat dari keberuntunganmu yang tak bisa kuterima. Akhirnya aku harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi. Seperti; kau curang dalam permainan ini.
Sepasang dadu dalam permainan ini bisa saja kau curangi. Entah bagaimana caranya. Aku tak ingin memikirkannya. Tapi terlanjur aku berpikir bahwa memang ada yang janggal dari permainan ini. walaupun sebenarnya tidak, atau entahlah.
Manusia berprasangka itu lumrah saja bukan. Prasangka-prasangka yang hadir pun bukan begitu saja hadir tanpa mula. Kebanyakan prasangka terbentuk karena pengalaman dan pengamatan terhadap apa yang terjadi di sekitar kehidupannya. Seperti misalnya cuaca sejuk dan matahari yang redup biasanya diakhiri dengan hujan. Dan suatu hari aku ada dalam suasana yang sama. Pastilah prasangka yang hadir awalnya adalah kemungkinan turunnya hujan. Sama saja ketika orang merasa kalah terus menerus, dan merasa kesal, akan timbul prasangka bahwa ia telah dicurangi dalam suatu hal. Dan itu wajar jika ia menyimpan prasangkanya sendiri. Menjadi masalah jika tiba-tiba ia menuduh secara langsung tanpa bukti bahwa lawan mainnya mencuranginya.
Ah. Bisa saja kau curang. Tidak curang pun tak jadi masalah. Toh kita melakukan permainan ini tanpa ada uang di dalamnya. Hanya untuk mengisi kekosongan, bukan?
Jika memang kau mencurangiku dalam permainan ini, tak apalah. Kau bisa mencurangi kocokan sepasang dadu, lalu terus menerus mendapat angka yang kau inginkan. Tapi kau tak pernah bisa mencurangi kocokan dadu kehidupan. Loh, kok tiba-tiba bicara kehidupan? Gak apa-apa, ya.
Iya. Apa bedanya permainan ular tangga ini dengan kehidupan? Misalkan saja begini. Papan permainan kita adalah bumi, kita adalah karakternya, lalu kombinasi angka dadu adalah langkah yang bisa kita buat, yang telah dikocok oleh Tuhan. Langkah demi langkah. Kotak demi kotak. Satu persatu kita jalani. Sampai kita harus menghentikan langkah kita sementara untuk memulai langkah lainnya. Mungkin itulah saat kita menunggu kombinasi angka lainnya yang akan keluar. Begitu kombinasi angka lainnya keluar, kita akan mulai melangkah lagi sesuai dengan kombinasi yang telah keluar, yang kita tak pernah tahu berapa angkanya.
Pasti ada yang protes dengan apa yang ada dalam pikiran saya saat ini. tapi coba pikir lagi. Kehidupan membawa kita ke segala kemungkinan, membawa kita ke dalam situasi yang bahkan kita tak pernah duga sebelumnya. Kehidupan punya rahasianya sendiri. Dan yang tahu rahasia itu adalah Yang Maha Rahasia.
Lalu apa fungsi kita, Jika kita hanya sebagai pion dalam permainan ular tangga? Ingat, dalam sebuah kotak tak mungkin ia benar-benar kosong. Pastilah di sana ada isi yang meskipun kecil tapi tetap ada. Jika kita memang pion dalam kehidupan, pastilah kita pion yang spesial. Karena diberikan berbagai kelebihan dan hak untuk memilih. Dalam sebuah kotak yang kita pijak dalam satu waktu. Kita dituntut untuk menyesuaikan dan bersikap baik agar sang Pemegang Kuasa tetap menjadikan kita pion dalam permainannya. Coba bayangkan jika kita adalan pemainnya, dan pion kita bergerak tak beraturan. Pastilah pion itu akan kita gantikan dengan pion yang lainnya. Padahal kita sudah menyiapkan satu kotak diujung atas sana yang bertuliskan “Finish”. Sebagai pemain tunggal, kita berhak saja menentukan kombinasi angka yang akan keluar. Karena kita adalah pemain tunggal. Toh tak akan ada yang merasa dicurangi. Dan kita adalah pemain yang adil.
Finish! Kau berteriak.
Lamunanku berantakan. Ah, kau sudah selesai saja. Sementara aku berputar di posisi yang sama. Naik dan turun. Coba jika sedari tadi aku fokus pada permainan dan bersikap tenang. Mungkin saja aku lebih dulu sampai dibandingkan kau.
Yasudahlah. Kau menang kali ini. besok kita main lagi. Mengisi waktu saja. Oke?
No comments:
Post a Comment