Ephemera




Oleh Tria Putra Kurnia
Selamat pagi.
Semoga benar ini adalah pagi.
     Oh! Di mana saya? Di kantin rupanya. Pagi ini, kantin membangun dirinya dari deretan meja, juga beberapa mahasiswa yang berbisik-bisik di ujung sana. Di ujung pandangan saya, yang dibatasi tembok dan jendela. Beberapa band mengadakan konser pribadinya untuk saya. Di telinga sebelah kiri. Semoga mereka tidak minta bayaran. Walaupun minta. Saya hanya punya beberapa batang tembakau dan satu gelas kopi. Bolehlah kalau memang mereka mau berbagi.
     Hmmm. Tembakau dan kopi lagi. Semoga saya tak pernah bosan dengan semua ini. Ini masih terlalu pagi untuk menjejali otak dengan segala kerumitan yang berserakkan. Saya memilih mengisinya dengan sebentuk bahagia yang sederhana, yang dibangun dari kesadaran, tembakau, juga kopi. 
       Ah! Betapa sederhana sebuah kebahagiaan.
      Kopi lagi. Lagi-lagi kopi. Buah yang dipupuk kesabaran dan dimatangkan usia. Hingga akhirnya mengendap di dasar gelas kaca. Ini Cuma kopi biasa. Bukan yang mahal harganya. Tambahkan sedikit gula. Nikmati aromanya dahulu. Tiup, dan sesaplah perlahan. Woaaaah! Sedap bukan? Lalu… apa lagi? Rakab. Rakab skab-nya! Tembakaunya maksud saya. Hehehe… Ah, tembakau. Ih, kopi. Kamu berdua nikmat sekali. Aroma kopi dan tembakau tinggal untuk sementara di ujung indera penciuman. Menggenapkan segala keganjilan.
     Ya. Sementara. Bukankah segalanya memang hadir untuk sementara? Tapi semuanya bisa saja abadi. Jika kita mampu mensiasatinya. Membingkainya menjadi sebuah potret misalnya. Atau menuliskannya menjadi sebuah cerita. Bisa saja. Atau memaknai segalanya sebagai Ephemera belaka? Ya. Ephemera; sesuatu yang tidak kekal. Begitulah saya memaknainya. Tapi mari kita nikmati ephemera ini. meskipun sementara. Mumpung ada. Kenapa tidak kita nikmati saja?
    Hmmm, ada tamu yang datang rupanya. Lamat-lamat aroma hujan mulai memenuhi udara. Awan menggantung dan telah siap untuk jatuh. Mungkin awan seharusnya bergantung di ujung menara. Lalu kita ikat dengan sempurna. Supaya tidak gampang jatuh. Tapi, akhirnya ia jatuh juga. Hujan yang mungkin sudah tak lagi sabar dalam kandungan awan. Sayangnya, ia tak jatuh dengan lucu. Beruntung sekali saya memakai jaket pagi ini. Hangat.
     Hujan memaksa saya berpindah posisi ke seberang kantin. Menempel pada dinding gedung perkuliahan. Mungkin di balik dinding ini ada yang sedang tidur, atau bercinta, sementara saya berlindung dari hujan, dan menikmati kopi dan tembakau. Entahlah.
    Kamu tahu? Tiba-tiba ada kucing yang datang, dan bersidekap di sebelah saya. Mungkin berlindung dari hujan,  atau dari ketakutan. Sama seperti saya. Oke, kucing. Sekarang kita berdua menikmati hujan. Jangan minta lebih, ya. Karena saya tak punya apapun kecuali kopi dan tembakau. Kamu mau? Silakan saja.
      Hujan, tembakau, kopi, kucing, dan buku! Ya. Buku hasil pinjam dari seorang teman. @petool_. Itu namanya di dunia maya. Nama aslinya panjang, bagus dan tidak biasa. Beberapa mata memandang kami. Entah apa yang mereka pikirkan saat melihat seorang pria, dengan kopi, buku, kucing, juga tembakau.
      Menjauhi keramaian. Kurang lebih itulah yang saya lakukan. Tujuan lainnya adalah memandangi kumpulan orang yang berlindung dari hujan. Mahasiswa. Entah pria atau wanita, dengan segala kesibukannya. Hujan menjadi pembatas antara saya dan mereka. Hujan masih enggan berhenti ketika Jamestown Story membisikkan satu lagu miliknya yang berjudul Goodbye I’m Sorry. Sementara Kucing telah berpindah menjauhi saya. Mungkin karena saya tak berbagi kopi dengannya. Coba saja jika ia bicara. “Mas. Minta kopinya,” begitu, kan, lebih mudah, cing. Pasti saya bagi, kok.
     Sebentar lagi waktunya saya pergi. Ke lantai 4 gedung ini. Pagi tadi, saya membaca jadwal kuliah. Tertulis di sana bahwa ada kelas yang menunggu saya. Seperempat batang tembakau, dan dua tegukan kopi lagi. Biarlah ephemera ini saya nikmati. Meski sederhana, tapi inilah yang membuat saya bahagia. Semoga esok, masih ada ephemera-ephemera lainnya yang kelak saya tuliskan lagi. Seperti ini. 
    Selamat berbahagia, teman. :-) [*]

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment